Copy, cut and paste disabled


Tahu Lebih Dalam #3 : Stunting Bukan Berarti Bodoh atau Terbelakang
top of page

Tahu Lebih Dalam #3 : Stunting Bukan Berarti Bodoh atau Terbelakang

Updated: Mar 20, 2019


Di artikel sebelumnya sudah dibahas tentang stunting yang menyebabkan perkembangan otak tidak optimal. Tetapi hal tersebut tidak berimplikasi bahwa anak yang mengalami stunting adalah anak bodoh atau anak yang memiliki keterbelakangan mental. Stunting dan keterbelakangan mental adalah 2 hal yang berbeda. Yuk kita bahas satu per satu biar gak bingung lagi!


Keterbelakangan mental adalah kondisi intelegensi tidak normal


Keterbelakangan mental atau retardasi mental adalah kondisi intelegensi tidak normal yang secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial serta bermanifestasi selama masa perkembangan. Retardasi mental ditandai dengan skor IQ di bawah rata-rata/normal, yaitu skor IQ di bawah 70. Selain itu, gejala lain penderita retardasi mental adalah kesulitan berbicara, lambat dalam mempelajari hal-hal penting seperti berpakaian dan makan, kesulitan dalam mengendalikan emosi, ketidakmampuan memahami konsekuensi atas tindakan yang diambil, penalaran yang buruk, serta sulit memecahkan suatu masalah. Retardasi mental disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

  • Penyakit, keracunan dari bahan-bahan kimia, penggunaan obat-obatan yang tidak terkendali, penggunaan alkohol, rokok, dan malnutrisi selama dalam kendungan

  • Kesulitan proses kelahiran dan kurangnya oksigen saat proses kelahiranInfeksi atau virus bawaan yang menyebabkan retardasi mental, seperti rubella, meningitis, dan HIV

  • Kelainan kromosom yang menyebabkan retardasi mental, seperti sindrom down

  • Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkanKeracunan yang diakibatkan oleh alcohol, kokain, amfetamina, dan obat lainnya pada ibu hamil serta keracunan metal merkuri.


Perbedaan skor IQ anak dengan keterbelakangan mental dan stunting


Kecerdasan intelektual (intelligence quotient/IQ) sering diartikan sebagai kemampuan kognitif, bakat, intelektual, kemampuan berpikir, dan kemampuan menggunakan logika secara umum. Skor IQ menunjukkan kecerdasan seseorang relatif dengan sekelompok umur sebayanya. Interpretasi skor IQ dapat dikelompokkan menjadi:

  • Di bawah normal: kurang dari 90

  • Normal: 90-110

  • Di atas normal: lebih dari 110

Anak yang mengalami stunting akan memiliki skor IQ 5-11 poin di bawah skor IQ rata-rata/normal. Sementara itu, anak yang mengalami retardasi mental ditandai dengan skor IQ di bawah 70. Jika kita mengambil batas bawah skor Q normal yaitu 90 maka kemungkinan IQ anak yang mengalami stunting berkisar antara 79-85. Kisaran skor IQ tersebut tidak termasuk dalam kategori retardasi mental. Secara lebih spesifik, retardasi mental dapat dikelompokkan menjadi retardasi mental ringan hingga retardasi mental sangat berat berdasarkan skor IQ. Retardasi mental ringan ditandai dengan skor IQ 60-69 sedangkan retardasi mental berat ditandai dengan skor IQ kurang dari 20.


Perbedaan gejala dan penyebab stunting dan keterbelakangan mental


Retardasi mental berbeda dengan stunting. Perbedaan terletak pada gejala dan penyebabnya. Anak yang mengalami stunting diindikasikan dengan tinggi/panjang badan kurang menurut umur. Sementara itu, gejala anak yang mengalami retardasi mental diantaranya sulit melakukan komunikasi dasar, sulit mengendalikan emosi, dan di beberapa kasus akan menunjukkan perbedaan fisik dengan anak normal, contohnya penderita sindrom down. Dari segi penyebabnya, stunting disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, tidak baiknya pengasuhan dan sanitasi yang terjadi sejak anak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Sedangkan, retardasi mental disebabkan hal yang lebih kompleks, diantaranya karena infeksi, virus, kelainan kromosom, kelainan genetis, dan keracunan pada ibu hamil.

Kecuali perihal tinggi badan, sebetulnya tidak ada tanda-tanda fisik lain yang terlihat dari anak yang mengalami stunting. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk memberikan stigma pada anak yang mengalami stunting. Stunting dapat dicegah karena faktor penyebabnya bersifat eksternal dan sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan lingkungan. Jadi, mari kita fokus untuk menumbuhkan semangat pencegahan stunting!

bottom of page