Copy, cut and paste disabled


Gender dan Peran Pengasuhan untuk Cegah Stunting
top of page

Gender dan Peran Pengasuhan untuk Cegah Stunting



Ada tiga bagian peran gender dalam keluarga, yaitu peran publik, domestik, dan kemasyarakatan. Peran publik (tugas-tugas yang berada di luar rumah) dan kemasyarakatan (biasanya yang terkait peran sosial dan budaya) diidentikkan dengan ayah/laki-laki. Sedangkan peran domestik (tugas-tugas di dalam rumah) diidentikkan dengan ibu/perempuan. Pembagian peran ini, mengacu pada konsepsi dari gender. Menurut WHO gender adalah sifat atau karakteristik dari laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial dan budaya. Peran gender bisa berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok lainnya, dan dapat berubah seiring waktu. Memahami gender berbeda dengan pemahaman terhadap jenis kelamin (sex). Jenis kelamin adalah perbedaan fisik antara perempuan dan laki-laki yang tidak bisa dipertukarkan, sedangkan gender berfokus pada perbedaan peran/karakteristik antara perempuan dan laki-laki yang bisa berubah.


Dalam konteks pengasuhan, peran perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan, karena perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dalam memberikan pengasuhan yang optimal untuk tumbuh kembang anak-anak. Perbedaan prinsip yang berdasar pada jenis kelamin hanya mengacu pada tugas untuk menjalani proses kehamilan, melahirkan dan menyusui yang dibebankan kepada perempuan. Selain ketiga fungsi reproduksi tersebut, semua hal dalam fungsi dan peran pengasuhan bisa dilakukan oleh perempuan dan laki-laki.


Walaupun proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui menjadi tugas yang melekat pada diri perempuan, namun laki-laki memiliki peran penting untuk memastikan keberhasilan perempuan menjalani ketiga tugas tersebut. Misal, saat kehamilan, laki-laki sebagai suami dan calon ayah, perlu memberikan dukungan mental emosional agar perempuan/istri dapat menjalani proses kehamilan dengan tenang dan bahagia. Ibu hamil yang mengalami stress atau tekanan mental dalam waktu lama, dapat memicu terhambatnya pertumbuhan janin dan akhirnya akan terjadi berat bayi lahir rendah dan stunting (baca juga: Pengasuhan Responsif Penting untuk Cegah Stunting)



Secara umum fungsi utama pengasuhan menurut ChildFund International di Indonesia adalah:

  1. Menyediakan cinta/kasih sayang yang konsisten dan stabil.

  2. Memenuhi kebutuhan anak, misal makanan, pakaian, kesehatan, dan perawatan.

  3. Memastikan anak mendapatkan pendidikan.

  4. Membantu anak mengembangkan aspek psikososial.

  5. Membuat keputusan yang baik mengenai kesejahteraan anak, yang sesuai dengan tonggak pencapaian perkembangan anak per kelompok usia.



Lima fungsi pengasuhan tersebut bisa dilakukan oleh kedua orang tua, tanpa membedakan fungsi mana yang dilaksanakan oleh ibu maupun ayah. Anak justru membutuhkan keterlibatan penuh kedua orang tua dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dalam sebuah artikel yang merangkum berbagai studi mengenai pentingnya keterlibatan laki-laki dalam pengasuhan (Promundo US 2020), disimpulkan, bahwa:

  1. Ayah memiliki peran kritis dalam pertumbuhan fisik, kesehatan mental, serta kesejahteraan anak, khususnya di tahun-tahun awal usia anak.

  2. Ayah memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan karakter anak melalui penerapan disiplin di rumah.

  3. Ayah yang menggunakan kekerasan terhadap istri/pasangannya, juga memberikan dampak pada perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

  4. Peran ayah dalam mendidik anak melalui pengasuhan yang bebas kekerasan memiliki dampak yang mendalam pada relasi anak di masa depan sebagai orang tua dan pasangan.

  5. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan tugas-tugas perawatan anak, tidak hanya berdampak pada perkembangan anak, tapi juga memberikan manfaat pada kesehatan perempuan dan pemberdayaan ekonomi.

Terlepas dari berbagai bukti yang meyakinkan tersebut, peran potensial laki-laki untuk untuk berkontribusi sebagai ayah dan pengasuh belum sepenuhnya disadari oleh berbagai pihak. Beberapa tantangan diantaranya karena terbatasnya harapan dan norma gender di masyarakat, ketiadaan kebijakan yang mendukung, dan pengabaian dari pemberi layanan kunci. Berbagai tantangan tersebut membentuk lingkungan yang mencegah kesetaraan tanggung jawab pengasuhan dan peningkatan keterlibatan ayah. Dalam semangat memperingati hari lahir Ibu Kartini 2021. Kita dan setiap keluarga bisa mulai melangkah untuk mendukung keterlibatan yang setara dan seirama antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak. Kesetaraan dan konsistensi peran pengasuhan ayah dan ibu ini merupakan kontribusi nyata keluarga untuk pencegahan stunting. Sekaligus untuk menghormati pahlawan emansipasi Indonesia.



“Hubungan ayah-anak, apakah itu positif, negatif, atau tidak ada, pada setiap tahap dalam kehidupan anak, dan dalam semua budaya dan etnis komunitas - memiliki dampak yang mendalam dan luas pada anak-anak hingga seumur hidup mereka”

(Fatherhood Institute and MenCare)


Referensi:

  1. The role of fathers in Parenting for gender equality by Clara Alemann, Aapta Garg, & Kristina Vlahovicova, Promundo-US, 2020.

  2. Modul Pengasuhan Responsif, seri 2 “Pengetahuan dan Keterampilan Pengasuhan Responsif, ChildFund International di Indonesia (sesi 1: Pernikahan dan Pembagian Peran dalam Keluarga), 2020.


Catatan:

ChildFund International adalah organisasi internasional yang berfokus pada perlindungan dan perkembangan anak. Ada di Indonesia sejak 1973 untuk membantu anak-anak yang terabaikan, terkucilkan, dan rentan menyadari hak-hak mereka dan mampu mencapai potensi optimal mereka.


Created by:

Fitriana Herarti, M.Psi., Psikolog – Spesialis Perkembangan Anak ChildFund International

Reviewed by:

DR. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden

Designed by:

Sekar Putri Andriani - Liaison Officer to Government Organizations CIMSA Indonesia 2020/2021

bottom of page