Copy, cut and paste disabled


International Childhood Cancer Day
top of page

International Childhood Cancer Day

Updated: Mar 13, 2022



International Childhood Cancer Day (ICCD) diperingati pada tanggal 15 Februari setiap tahunnya. Perayaan ini pertama kali diadakan oleh Childhood Cancer International pada tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan kesadaran mengenai kanker anak dan menyatakan dukungan bagi para penyintas kanker anak.


Kanker adalah penyebab utama kematian pada anak dan remaja di seluruh dunia. Setiap tahunnya lebih dari 400.000 anak dan remaja di bawah 20 tahun terdiagnosis kanker. Perayaan yang diangkatkan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kanker pada anak, kesetaraan akses pengobatan dan diagnosis dini pada penyintas kanker anak.


Kanker apa saja yang sering menyerang anak?

Kanker yang kerap terjadi pada anak antara lain, leukemia, retinoblastoma, osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma maligna, dan karsinoma nasofaring. Leukemia merupakan kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak di Indonesia, kejadian leukemia sendiri hampir mencapai ¾ kasus kanker pada anak. Leukemia rentan terjadi pada anak usia 2-4 tahun.



Leukemia adalah kanker sel darah yang menyerang sumsum tulang, sehingga mengakibatkan fungsi sumsum tulang terganggu. Fungsi sumsum tulang yang terganggu menyebabkan proses pembentukan darah (hematopoesis) secara keseluruhan menjadi terganggu, hal ini dapat menimbulkan gejala seperti, pucat (anemia), perdarahan, mudah terinfeksi, demam, nyeri tulang atau sendi, hingga peningkatan jumlah leukosit yang sangat tinggi (hiperleukositosis).



Apa ya pengaruh leukemia pada anak?

Periode emas pada kehidupan seseorang terdapat pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Hal ini terkait dengan faktor lingkungan dan genetik yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang kedepannya. Indonesia sebagai negara berkembang masih dihadapkan dengan masalah perawakan pendek (stunting) akibat gangguan pertumbuhan pada 1000 HPK. Stunting dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan serta angka kejadian infeksi pada anak. Anak dengan leukemia memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting.



Bagaimana cara mencegah kejadian ini?

Diagnosis dini pada kasus kanker anak merupakan kunci keberhasilan pada pengobatan kanker itu sendiri. Hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab kanker itu sendiri, namun beberapa hal yang dianggap menjadi faktor risiko dari kanker dapat dihindari sejak dini. Pada kegiatan ‘Kenali Gejala Dini pada Kanker Anak’ kementerian kesehatan menganjurkan orang tua menerapkan dan mengajarkan perilaku CERDIK pada anak, yaitu:

C: Cek kesehatan secara berkala;

E: Enyahkan asap rokok dengan menghindari paparan asap rokok;

R: Rajin aktivitas fisik;

D: Diet sehat dan seimbang;

I: Istirahat cukup;

K: Kelola stres.


Dengan menerapkan perilaku diatas diharapkan orang tua dapat lebih mengenali gejala-gejala yang timbul pada anak sehingga kanker dapat terdeteksi lebih awal dan anak mendapat pengobatan yang tepat. Deteksi kanker lebih dini tentunya akan berdampak pada kesehatan anak dalam jangka panjang dan meningkatkan harapan hidup anak.


Reference:

Internationalchildhoodcancerday.org. All About ICCD [online] Available at: https://internationalchildhoodcancerday.org/all-about-iccd/ [Accessed 8 Feb. 2022]


Ninditya, L. (2016). Available at: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek [Accessed 8 Feb. 2022]


Paho.org. International Childhood Cancer Day Campaigns. Available at: https://www.paho.org/en/campaigns/international-childhood-cancer-day [Accessed 8 Feb. 2022]


P2PTM Kemenkes RI (2018). Kenali Gejala Dini Kanker Pada Anak. Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenali-gejala-dini-kanker-pada-anak [Accessed 8 Feb. 2022]


Santoso, B. (2017). Mengenal Leukemia Pada Anak. Available at: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-leukemia-pada-anak [Accessed 8 Feb. 2022]


Created by:

Mentari Adinda Setiawan (MCA Team CIMSA 2021-2022)

Reviewed by:

dr. Agustina, SpA

Designed by:

Alvira R - CIMSA

Hafiza H - CIMSA

bottom of page