Copy, cut and paste disabled


Tahu Lebih Dalam #4: Stunting Tidak Hanya Disebabkan oleh Makanan
top of page

Tahu Lebih Dalam #4: Stunting Tidak Hanya Disebabkan oleh Makanan


Stunting adalah masalah gizi kronis tetapi bukan berarti stunting hanya disebabkan oleh makanan. Apakah menjaga kebersihan makanan saja cukup untuk melindungi anak dari stunting? Apakah mengikuti pola makan gizi seimbang saja bisa melindungi anak dari stunting? Faktanya, banyak hal selain asupan makanan yang dapat menyebabkan stunting. Untuk bisa mencegah anak kita dari bahaya stunting, yuk kita cari tahu apa saja yang bisa menyebabkan stunting!


Sanitasi yang baik melindungi anak dari bahaya kecacingan dan stunting


Pasti banyak yang bertanya-tanya, apa hubungannya kecacingan dan stunting? Kondisi kecacingan akan membuat penyerapan gizi dalam tubuh tidak optimal karena zat gizi yang masuk ke tubuh akan dimakan oleh cacing. Ketika kecacingan terjadi pada ibu hamil atau anak di bawah usia 2 tahun, disitulah potensi terjadinya stunting. Kecacingan disebabkan oleh sanitasi yang tidak baik dan penggunaan air yang kurang bersih. Pencegahan kecacingan bisa dilakukan dengan cara buang air besar tidak sembarangan di jamban bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun, konsumsi air minum yang aman, kebiasaan menggunakan alas kaki (sepatu/sandal) dan minum obat anti-cacing setiap 6 bulan sekali.


Pola asuh yang baik memaksimalkan tumbuh kembang anak


Pola pengasuhan anak sangat berpengaruh untuk mencegah anak dari stunting. Pada saat anak baru lahir, anak harus mendapatkan inisiasi menyusu dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Anak juga harus mendapatkan ASI eksklusif (ASI saja) hingga usia 6 bulan. Selanjutnya, pada saat anak berusia 6 bulan, anak mulai diberikan makanan pendamping ASI sebanyak 3 kali sehari sesuai panduan gizi seimbang. Pemberian ASI lanjutan diteruskan hingga anak berusia minimal 2 tahun. Selain ASI, pola asuh juga terkait pemberian imunisasi lengkap, vitamin A, dan obat anti-cacing pada anak. Vitamin A dan obat anti-cacing diberikan setiap 6 bulan, biasanya serentak dilakukan pada bulan Februari dan Agustus di Posyandu.


Stunting diindikasikan dengan tinggi/panjang badan kurang menurut umur. Untuk mengetahui indikasi atau tanda-tanda anak yang mengalami stunting, pertumbuhan dan perkembangan anak perlu rutin dipantau, sehingga membawa anak ke posyandu setiap bulannya menjadi sangat penting. Anak ditimbang setiap bulan untuk mengetahui berat badannya, sedangkan tinggi/panjang badan anak diukur setiap 3 bulan sekali dengan menggunakan alat ukur yang terstandar. Hasil penimbangan dan tinggi badan dicatat di buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA). Ibu perlu mengetahui dan memantau secara mandiri tumbuh kembang anak dengan melihat grafik KMS dan catatan yang ada pada Buku KIA. Kader Posyandu akan memberi nasehat sederhana tentang pemberian makan dan pengasuhan kepada ibu, dengan pendampingan dan arahan tenaga petugas gizi, bidan, atau dokter. Dengan demikian, jika terjadi anomali pertumbuhan dan perkembangan anak dapat segera diketahui dan intervensi dapat dilakukan sedini mungkin.


Untuk tumbuh kembang yang optimal, pemantauan saja tidak cukup, anak perlu diberi stimulasi sesuai dengan usianya. Demikian pula gestur kasih sayang, seperti cium, usap, dan peluk ternyata sangat mempengaruhi perkembangan sel otak anak loh! Sekali bentakan pada anak bisa merontokkan 1 juta sambungan serabut syaraf (synaps) pada otaknya. Untuk mencegah stunting, yuk kita stimulasi perkembangan anak dengan cara tepuk tangan, bermain, dan menari. Jika di lingkungan rumah terdapat fasilitas layanan pendidikan anak usia dini (PAUD), anak dapat diikutsertakan agar stimulasi perkembangannya bisa optimal.


Pola asuh yang baik sejak remaja dan masa kehamilan


Pencegahan stunting perlu dilakukan sebelum anak lahir, yaitu sejak remaja, persiapan kehamilan dan pada saat masa kehamilan. Ingat, stunting terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, yaitu sejak anak dalam kandungan hingga anak usia 2 tahun sehingga pencegahannya dilakukan bahkan sebelum kehamilan terjadi. Pencegahan stunting bisa dimulai sejak remaja putri, yaitu dengan cara pencegahan diri agar tidak anemia dan kekurangan energi kronis. Menghindari anemia (kekurangan darah), dengan meminum tablet tambah darah sebanyak 1 tablet setiap minggu sejak awal seorang remaja putri mendapatkan menstruasi. Remaja juga perlu mendapatkan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi.


Untuk pencegahan stunting pada masa kehamilan, ibu hamil perlu mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak minimal 90 tablet selama kehamilan yaitu 1 tablet setiap hari pada 3 bulan pertama masa kehamilan. Ibu hamil juga harus memeriksakan kehamilan ke bidan atau dokter minimal 4 kali selama masa kehamilan. Satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Selain itu, ibu hamil juga harus mendapatkan makanan tambahan 2 porsi lebih banyak sesuai pedoman gizi seimbang. Asal kebutuhan gizi terpenuhi dan terpantau dengan baik, ibu hamil bisa menghindarkan anaknya dari bahaya stunting.


Pola makan sesuai isi piringku atau gizi seimbang


Jadi makanan seperti apa yang baik untuk mencegah stunting? Makanan yang bersih dan aman tentu saja penting, tapi susunan makanan yang ada di piringmu jauh lebih penting. Jadi, makan bukan sekedar kenyang, tapi harus sesuai dengan gizi seimbang atau pedoman isi piringku. Menurut pedoman isi piringku, dalam setiap kali makan, susunan isi piring untuk ibu hamil dan orang dewasa adalah:

  • ½ bagian piring berisi karbohidrat dan sumber protein (hewani dan nabati)

  • ½ bagian piring berisi sayur-sayuran dan buah segar sesuai musim

  • Minum air bersih secukupnya.

Sedangkan untuk anak usia 6 bulan sampai dengan 2 tahun, MPASI yang benar harus mencakup menu 4 bintang, yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati (kacang-kacangan), dan sayur & buah. Komposisi menu 4 bintang MPASI dalam 1 piring sesuai pedoman isi piringku adalah:

  • 1/3 bagian piring berisi karbohidrat

  • 1/3 bagian piring berisi protein hewani, yaitu bisa berupa telur, daging ayam, daging sapi, ikan

  • 1/3 bagian piring berisi sayur-sayuran, buah-buahan dan protein nabati, seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

Setelah membaca cara-cara mencegah stunting, kamu pasti sudah mengerti kalau banyak hal selain makanan yang harus dilakukan untuk mencegah stunting pada anak. Jadi, yuk kita mulai mencatat dan melaksanakan cara-cara cegah stunting. Kamu yang belum berkeluarga atau belum punya anak juga bisa loh untuk melakukan cara-cara pencegahan stunting ini. Cek deh cara sanitasi dan pola asuh yang bisa kamu terapkan dari sekarang. Biar kamu gampang ingat cara pencegahan stunting, ingat 3 hal ini: sanitasi, pola makan, dan pola asuh. Yuk kita fokus cegah stunting!

bottom of page