Copy, cut and paste disabled


top of page
Writer's pictureCegah Stunting

Sosialisasi di Lebak, KSP-OASE KK Tegaskan Kader Posyandu dan PAUD Duta Cegah Stunting

LEBAK - Untuk memaksimalkan upaya pencegahan stunting, layanan sosial dasar di Posyandu dan PAUD holistik integratif harus menjadi prioritas alokasi dana desa. Pernyataan itu ditegaskan Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriprahastuti saat menjadi narasumber pada kegiatan ‘Sosialisasi Konvergensi Pencegahan Stunting’ kerja bareng Kementerian Desa PDTT, bekerjasama dengan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) dan Kantor Staf Presiden, di Kabupaten Lebak, Banten pada 30 Juli lalu.


I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, pendamping Menteri Koperasi dan UMKM sebagai ketua OASE-KK Bidang II Kesehatan Keluarga hadir dalam acara ini. Ibu Bintang menekankan perlunya perhatian khusus terhadap Posyandu dan kadernya. “Untuk pencegahan stunting ini, kita bekerjasama dengan Kementerian Desa dan KSP. Di beberapa tempat sudah kita lakukan, yang kita sasar adalah para kader Posyandu karena mereka ujung tombak pencegahan stunting” ungkapnya.




Hadir bersama Ibu bintang anggota lainnya yaitu Ibu Sri Mega Darmi Sandjojo (Pendamping Menteri Desa dan PDTT), Ibu Koesni Harningsih Moeldoko (Pendamping Kepala Staf Kepresidenan), Ibu Kartika Nurani Basuki (Pendamping Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Ibu Marifah Hanif Dhakiri (Pendamping Menteri Ketenagakerjaan), dan Ibu Endang Budi Karya (Pendamping Menteri Perhubungan). Pada hari yang sama, OASE-KK melakukan kunjungan ke PAUD untuk sosialisasi pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan ke salah satu Puskesmas dalam rangka meninjau pemeriksaan Iva tes untuk deteksi kanker leher rahim.


Di depan 500 peserta yang memenuhi aula kampus La Tansa Mashiro, Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, membuka acara dengan menyampaikan arahan mengenai pentingnya koordinasi antara Organisasi Perangkat Desa dalam mengatasi permasalahan stunting. “Kepala Dinas semua OPD harus punya program-program (pencegahan stunting) yang riil, yang nyata”, tegas Ade. Sebelum memimpin deklarasi bersama komitmen Pemda Kabupaten Lebak dalam Pencegahan Stunting, Wakil Bupati juga menggarisbawahi perlunya keselarasan kebijakan, baik dari sisi program maupun anggaran, dari tingkat pusat hingga desa.


Sebagai apresiasi atas komitmen tersebut, Kepala Staf Kepresidenan melalui Tenaga Ahli Utama, menyerahkan piagam penghargaan kepada Wakil Bupati.


Tinggi, Komitmen Jokowi Atasi Stunting


Brian menjelaskan stunting yang masih kurang dipahami masyarakat. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Universitas Gadjah Mada ini, menyampaikan bahwa stunting tidak sama dengan gizi buruk, bukan sekedar masalah tinggi badan, tidak sama dengan bodoh, bukan semata-mata karena kurang makan, dan upaya pencegahannya bukan hanya urusan ibu. Menurut Brian, selama 5 tahun terakhir ini, pemerintah berhasil menyelamatkan sekitar 1,7 juta balita, sehingga angka prevalensi stunting sudah turun dari 37,2% menjadi 30,8%.


Walaupun demikian, komitmen Presiden Joko Widodo dalam pembangunan sumber daya manusia di periode kepemimpinan mendatang tetap tinggi untuk bisa mencapai prevalensi stunting di bawah 20%.


Sosialisasi konvergensi pencegahan stunting kepada kader Posyandu, pendidik PAUD, dan kepala desa ini, merupakan respon atas arahan Presiden pada April 2018 bahwa Posyandu dan PAUD adalah garda terdepan cegah stunting. Artinya, layanan Posyandu harus maksimal, holistik, dan terintegrasi dengan PAUD. Kader Posyandu harus memiliki kapasitas dan keterampilan dalam memberikan layanan tersebut, termasuk dalam memberikan edukasi tentang gizi ibu hamil, pemberian makan pada anak, dan motivasi ibu agar menyusui anak hingga minimal berusia dua tahun.


Posyandu diharapkan bisa menjangkau semua sasaran yang ada di wilayah kerjanya agar mendapatkan layanan. Ibu hamil dan balita seharusnya datang ke Posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan stimulasi perkembangan karena letaknya yang relatif dekat dengan lokasi tempat tinggal, layanannya gratis, dan antar orang tua bisa saling berbagi tentang pengasuhan yang baik pada periode emas Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) hingga usia sebelum memasuki pendidikan dasar. Sebagaimana disampaikan oleh Indonesia Heritage Foundation, bahwa mengasuh anak semestinya dipenuhi dengan cinta. Berikan Ciuman, Usapan dan Pelukan orang tua kepada anak. Pengasuhan dengan cinta akan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat membantu pencegahan stunting.


Dalam sosialisasi kali ini, KSP, melalui tenaga profesional Akhmad Arsya Sani, Armedya  Dewangga dan Nadia Syahraniah, mulai memperkenalkan upaya pencegahan stunting di sisi hulu dengan menyasar remaja putri.


Selain itu, KSP juga menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memperkenalkan Purula, abon tabur yang kaya kandungan zat besi dari ekstrak daging dan rumput laut yang diolah dari hasil budidaya di Pantai Bayah Kabupaten Lebak. Purula merupakan inovasi yang dikembangkan oleh BPPT untuk pencegahan anemia.


Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, anemia pada remaja putri di Indonesia menjadi masalah dan, jika tidak dicegah, dapat terus meningkat hingga seorang perempuan menikah dan hamil. Padahal, janin dalam kandungan ibu dengan anemia akan  mengalami hambatan pertumbuhan. Akibatnya, bayi yang dilahirkan berat badannya akan kurang dari 2500 gram dan panjang badannya kurang dari 48 cm. Bayi baru lahir dengan kondisi ini, harus mendapatkan pengasuhan yang lebih intensif dari orang tuanya agar bisa mencapai tumbuh kembang yang optimal.


Commentaires


bottom of page