Copy, cut and paste disabled


top of page
Writer's pictureCegah Stunting

Stunting dan Gangguan Spektrum Autisme pada Perkembangan Anak

Kualitas tumbuh kembang anak tergantung terhadap faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berbeda. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran fisik tubuh akibat penambahan jumlah sel. Sedangkan perkembangan merupakan peningkatan fungsi dan kapabilitas tubuh karena proses pematangan sel. Perkembangan seorang individu dapat dinilai berdasarkan kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kognitif, serta kecerdasan emosionalnya.


Autisme merupakan salah satu spektrum dari Gangguan Spektrum Autisme (GSA), yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam interaksi sosial serta keterbatasan dan pengulangan perilaku, minat, dan aktivitas dari penderitanya. Autisme sering kali dikaitkan dengan faktor genetik, paparan racun seperti rokok, dan infeksi saat masa kehamilan. Namun, banyak yang belum diketahui mengenai autisme, meliputi pencegahan dan angka kejadiannya di Indonesia.


Diperkirakan, 1 dari setiap 160 anak di dunia mengalami autisme. Tidak ada data pasti yang menunjukkan angka penyandang autisme di Indonesia. Namun diprediksikan, ada 500 penyandang baru setiap tahunnya. Penelitian membuktikan bahwa anak laki-laki 4 kali lebih banyak menderita autisme dibanding anak perempuan dan menetap sampai anak tumbuh dewasa. Kendati demikian, optimalisasi gizi, kebugaran ibu hamil, dan rangsangan psikososial dapat memaksimalkan perkembangan anak dengan Gangguan Spektrum Autisme.


Para profesional bisa dipercaya untuk menegakkan diagnosis autisme pada usia 3 tahun. Jika gejala muncul lebih awal, diagnosis dapat dilakukan sejak usia 18 bulan. Gejalanya meliputi gangguan interaksi sosial dan komunikasi berupa gangguan emosi, tidak merespon saat dipanggil, dan terlambat bicara. Selain itu, anak dengan autisme juga dapat mengalami gangguan persepsi sensoris dan perilaku seperti menutup telinga saat mendengar suara keras serta kecenderungan menjilat dan mencium benda apa saja yang ada di sekitarnya. Intervensi dini seperti konsultasi kepada dokter dan menjalankan terapi dapat mencegah perburukan dan memaksimalkan perkembangan anak walau tidak menyembuhkan autisme sepenuhnya.


1000 Hari Pertama Kehidupan yang terdiri dari masa kandungan dan 2 tahun pertama kehidupan anak merupakan fase yang penting dalam mencegah stunting dan diagnosis autisme. Dalam fase ini, otak dan serabut saraf anak berkembang dengan pesat dan tidak bisa dikejar setelah 1000 HPK terlewati. 3 pilar utama dalam mencegah stunting dan mengoptimalkan kondisi anak dengan autisme melingkupi: pola makan, pola asuh, dan sanitasi. Penting bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan, ditambah dengan MPASI hingga 2 tahun, dan menjaga kebersihan dan sumber air bersih untuk anak.


Orang tua adalah pendidik pertama dan utama anak. Peran orang tua sangatlah besar dalam perkembangan anak, terlebih pada anak berkebutuhan khusus. Orang tua sering kali merasa tidak mampu mengasuh anak dengan Gangguan Spektrum Autisme hingga melimpahkan tanggung jawabnya kepada dokter, psikolog, terapis, dan guru. Padahal, anak menghabiskan waktu terbanyak dengan orang tua. Bahkan, menurut Mahoney & MacDonald, orang tua memiliki pengaruh hingga 92% sedangkan terapis dan guru hanya berpengaruh sebesar 3-4% terhadap anak dengan autisme. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk terlibat penuh dalam proses terapi anak dengan Gangguan Spektrum Autisme.


Sering kali anak-anak dengan Gangguan Spektrum Autisme mendapat stigmatisasi dan diskriminasi yang membatasi interaksi sosialnya. Terlebih akibat pandemi COVID-19, kegiatan anak-anak semakin terbatas. Pada Hari Peduli Autisme Sedunia tahun lalu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA DR. dr. Fidiansyah, Sp. KJ, MPH berpesan agar “keluarga tetap memberikan dukungan kepada anak gangguan spektrum autisme dengan mendampingi anak di rumah dan menciptakan suasana yang nyaman meskipun ada pembatasan sosial dan ruang gerak”. Hal ini tentu masih relevan mengingat angka kejadian COVID-19 yang masih tinggi.



Selamat Hari Peduli Autisme Sedunia 2021 dan Hari Anak-Anak Balita Nasional 2021! Orang tua, guru, petugas kesehatan, dan seluruh masyarakat memiliki peran dalam kesejahteraan penyandang autisme terutama dalam pilar pola asuh. Hilangkan stigmatisasi dan diskriminasi terhadap penyandang Gangguan Spektrum Autisme karena mereka pun membutuhkan pilar tersebut dalam mengoptimalisasi perkembangan dirinya.


Sumber:

  1. Autism Spectrum Disorders. American Psychological Association . Diakses 27 Maret 2021 https://www.apa.org/topics/autism-spectrum-disorder.

  2. Francis, Konstantinos, dkk. 2021. Prevention in Autism Spectrum Disorder: A Lifelong Focused Approach. Basel: Multidisciplinary Digital Publishing Institute. Diakses 29 Maret 2021 https://www.mdpi.com/2076-3425/11/2/151.

  3. Graber, Evan. 2019. Introduction to Growth and Development. Sydney: MSD. Diakses 28 Maret 2021 https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/growth-and-development/introduction-to-growth-and-development.

  4. Mahoney dan MacDonald. Autism and Developmental Delays in Young Children. Texas. 2007.

  5. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan Terapi Anak Autis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses 30 Maret 2021. http://eprints.ums.ac.id/56403/15/NASKAH%20PUBLIKASI%20dian%20upload.pdf.

  6. 2018. Hari Peduli Autisme Sedunia: Kenali Gejalanya, Pahami Keadaannya. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Diakses 28 Maret 2021. https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1682/hari-peduli-autisme-sedunia-kenali-gejalanya-pahami-keadaannya.

  7. 2018. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Diakses 29 Maret 2021 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180407/1825480/cegah-stunting-dengan-perbaikan-pola-makan-pola-asuh-dan-sanitasi-2/.

  8. 2019. Autism Spectrum Disorders. World Health Organization. Diakses 27 Maret 2021 https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders

  9. 2020. Hari Peduli Autisme Sedunia: Pentingnya Pendampingan dan Edukasi bagi Anak Gangguan Spektrum Autisme ditengah Pandemi COVID-19. Jakarta: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Diakses 27 Maret 2021 https://www.kemkes.go.id/article/view/20040300002/hari-peduli-autisme-sedunia-pentingnya-pendampingan-dan-edukasi-bagi-anak-gangguan-spektrum-autisme-.html.

Created by:

Maria Varani Setyadi - Ambassador of Public Health for District 3 AMSA-Indonesia 2020/2021

Reviewed by:

dr. Agustina, Sp.A., M.Kes - Dokter Spesialis Anak

Fitriana Herarti, M.Psi., Psikolog – Spesialis Perkembangan Anak ChildFund International

Designed by:

Ivan Wima Aditama - CIMSA

Comments


bottom of page