Copy, cut and paste disabled


Memaknai Tangan Bersih untuk Cegah Stunting
top of page

Memaknai Tangan Bersih untuk Cegah Stunting

Selama periode penting 1000 HPK, terutama sejak bayi lahir sampai usia dua tahun, peran orang tua sangat penting untuk memastikan kesehatan anak melalui pengasuhan setiap harinya. Sebagian besar pengasuhan di rumah untuk cegah stunting dilakukan melalui ‘tangan ajaib’ ayah bunda. Menyusui, perawatan kangguru untuk bayi kecil, memandikan bayi dan anak, memberi makan, mengajak anak bermain/stimulasi dengan berbagai benda sekitar rumah, membacakan dongeng sebelum tidur. Semuanya mengandalkan tangan ajaib ayah bunda dan pengasuh utama lainnya di rumah.


Tangan bersih akan melengkapi keajaiban pengasuhan yang diberikan ayah bunda, dan ini menjadi dasar kuat untuk praktik pengasuhan lainnya di rumah. Tangan bersih menjadi penting karena kita menggunakan tangan untuk berbagai aktifitas di rumah mulai dari menyusui, menyiapkan makanan keluarga, menggendong bayi, menyuapi anak, berinteraksi dengan orang sekitar, serta menyentuh berbagai benda di sekitar kita. Tangan yang kotor dapat menjadi perantara masuknya kuman ke tubuh kita saat melakukan berbagai kegiatan di atas. Tanpa kita sadari, kita sering sekali menyentuh wajah termasuk area hidung, mulut dan mata, area rentan jalan masuk kuman ke dalam tubuh. Ada studi yang menyebutkan bahwa kita menyentuh wajah hingga 23 kali dalam satu jam. Bayangkan jalan bebas hambatan yang kita sediakan untuk kuman-kuman masuk ke tubuh, jika tangan kita kotor! Dan dengan segera kuman-kuman bisa berpindah dari tangan kita ke anak-anak sambil kita melakukan berbagai kegiatan pengasuhan sehari-hari di rumah.


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah perilaku sederhana namun ajaib, karena dampaknya yang luar biasa, bisa mencegah berbagai penyakit dan bisa menyelamatkan nyawa. Untuk bayi dan anak, penyakit sangat mengganggu proses tumbuh kembang, yang berujung pada masalah gizi termasuk stunting. CTPS adalah penemuan peradaban manusia yang sangat berharga, yang perlu kita teruskan lintas generasi. Di sinilah peran penting pengasuhan ayah bunda.


Walaupun CTPS itu sederhana dan sudah terbukti keajaibannya, pekerjaan rumah kita masih banyak untuk perilaku yang satu ini. Hasil studi yang dilakukan Save the Children di 10 propinsi menggarisbawahi dua tantangan mendasar:



Pertama, konsep tangan bersih yang lazim dipahami adalah tangan tidak terlihat kotor, tidak berbau, tidak berdebu dan tidak berkeringat/terasa lengket. Inilah yang jadi pemicu untuk mencuci tangan. Di sini terlihat bahwa konsep tangan bersih masih sangat terbatas pada apa yang masuk radar panca indra kita, apa yang kita lihat, cium, dan rasakan. Padahal kuman tidak kasat mata, tidak bisa dideteksi oleh indra penciuman kita. Studi ini menegaskan bahwa norma “tangan yang terlihat bersih belum tentu bebas kuman”, belum dipahami secara luas.


Kedua, langkah dan durasi minimal cuci tangan belum dilakukan dengan tepat, sehingga banyak area tangan kita yang terlewatkan. Yang paling sering terlewat adalah area ibu jari, serta dan ujung-ujung jari.


Laporan salah satu program Save the Children untuk promosi perilaku hidup bersih sehat di sekolah menemukan bahwa hanya sekitar setengah (58% guru dan 57% anak sekolah) bisa menyebutkan minimal 5 waktu penting CTPS. Kebanyakan anak sekolah (50%) menyebutkan sebelum dan sesudah makan; dan sedikit yang menyebutkan harus CTPS setelah bermain/aktivitas luar rumah (19%), serta sebelum-setelah menyentuh masker (19%).


Pandemi COVID-19 menjadi pengingat bagi kita semua untuk menjaga kesinambungan perilaku CTPS, membiasakan tangan bersih dari kuman penyebab penyakit. Ayah Bunda dapat biasakan CTPS dengan benar di rumah, dengan mengingat dan menerapkan 6 langkah CTPS pada 7 waktu penting.



Enam (6) langkah CTPS:

  1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar

  2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

  3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

  4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

  5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

  6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air bersih dan keringkan



Tujuh (7) waktu penting CTPS:

  1. Sebelum memegang dan menyajikan makanan

  2. Sesudah dari toilet

  3. Sesudah bermain

  4. Setelah beraktivitas di luar rumah

  5. Sesudah menyentuh benda-benda atau -memegang binatang

  6. Sesudah bersin-batuk

  7. Sebelum dan sesudah memakai masker


Durasi minimal CTPS adalah 20 detik. Bagaimana memperkirakan durasi 20 detik? Bisa sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun sebanyak 2 kali.


Peran penting orangtua adalah sebagai teladan untuk anak-anaknya agar belajar kebiasaan perilaku bersih dan sehat di tengah keluarga. Untuk perilaku CTPS, beberapa link berikut semoga membantu Ayah Bunda mendiskusikan CTPS dengan anggota keluarga di rumah melalui kegiatan percobaan sederhana.


Perbedaan tidak cuci tangan, cuci tangan dengan air saja, dan cuci tangan pakai sabun


Mengapa pakai sabun penting?


Kapan terakhir ayah bunda cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer? 1, 5, 10 menit yang lalu? Yuk cuci tangan pakai sabun, sambil perhatikan 6 langkah serta durasi yang benar, dan lakukan dengan cara menyenangkan bersama keluarga di rumah.


Save the Children adalah sebuah gerakan global. Save the Children di Indonesia merupakan bagian dari Save the Children International, jaringan global di lebih dari 120 negara di seluruh dunia, bermitra dengan organisasi lokal dan menyediakan pelatihan dan sumber daya untuk membangun dan memberdayaan komunitas, dimana ada anak-anak yang membutuhkannya (https://www.stc.or.id/).1


References:

  1. Bagian Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (2020). Flyer Cuci Tangan Pakai Sabun-CTPS. Available at: https://promkes.kemkes.go.id/download/enjn/files31505Flyer-2020-6%20Langkah%20CTPS.pdf (Accessed June 4th, 2021)

  2. Save the Children, 2021. Hygiene and Behaviour Change Coalition-HBCC project report

  3. Save the Children, 2020. Indonesia Covid-19 Rapid Needs Assessment Report


Created by:

dr. Wahdini Hakim, MWH – Pemerhati dan Pakar Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Reviewed by:

DR. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden

dr. Firda Yani - Humanitarian Health Advisor Save The Children Indonesia

Designed by:

Evelyn Calista - Liaison Officer for Governmental Organization AMSA-Indonesia 2020/2021


bottom of page